REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan kembali melanjutkan kenaikan. Hal itu didukun laju bursa saham Amerika Serikat (AS) masih dapat bertahan di zona hijaunya meski jelang rapat The Federal Open Market Committee (FOMC).
Pada perdagangan Rabu (16/12) ini, laju IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4350-4385 dan resisten 4425-4450. Hal itu diperkirakan dengan melihat kenaikan suku bunga bank sentral AS yang kemungkinan tidak akan signifikan.
"The Fed (fund rate) tersebut dinilai tidak akan ekstrem kenaikannya," ujar analis riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, Rabu (16/12).
Laju IHSG pada perdagangan Selasa (15/12) berjalan sesuai harapan dengan kenaikan tipis setelah pelaku pasar kembali mengakumulasi saham-saham yang telah melemah cukup tajam sebelumnya. Aksi beli ini juga ditopang oleh reaksi positif pelaku pasar setelah melihat penutupan laju bursa saham AS yang mampu berbalik menghijau meskipun diliputi kekhawatiran jelang rapat FOMC.
Reza mengatakan adanya rilis neraca perdagangan Indonesia pada November 2015 yang mengalami surplus 90 dolar miliar AS cukup direspon positif meskipun angka tersebut jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya. Di sisi lain, positifnya laju IHSG mampu melampaui laju bursa saham Asia lainnya yang masih melanjutkan pelemahannya.
Sebelumnya Reza menyampaikan apabila imbas penguatan laju bursa saham AS dapat juga dirasakan IHSG, maka diharapkan laju IHSG dapat berbalik menguat meski tipis. "Apalagi jika diikuti penguatan laju rupiah, maka dorongan itu pun akan kian kuat," kata dia.