Jumat 11 Dec 2015 09:12 WIB

Analis: Peluang Penguatan Saham Masih Terbatas

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada perdagangan akhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih bergerak bervariasi. Gerak indeks saham akan ada di dalam rentang konsolidasi dan berpeluang menguat terbatas.

Analis Saham First Asia Capital (FAC), David Sutyanto mengatakan saham-saham sektoral yang diuntungkan dengan sentimen penurunan harga minyak mentah akan cenderung menguat. Itu seperti konsumsi, semen, transportasi.

"IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4.440 hingga 4.490," jelasnya, Jumat (11/12).

Pada perdagangan kemarin, IHSG berhasil tutup stagnan di 4.466,210. Ini setelah hampir sepanjang perdagangan bergerak di teritori negatif. 

Aksi beli pemodal lokal di akhir sesi terhadap sejumlah saham unggulan seperti Astra dan BCA berhasil mengimbangi tekanan jual pemodal asing. Kemarin penjualan bersih asing mencapai Rp 489,27 miliar. 

"Sentimen pasar masih didominasi sentimen negatif dari kawasan emerging market menyusul meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi Cina setelah data perdagangan Cina November lalu kembali turun 5,9 persen (mom)," papar David.

Pada saat bersamaan pasar juga mengantisipasi rencana kenaikan bunga AS menjelang pertemuan the Fed pekan depan. Harga komoditas seperti minyak mentah yang terus melemah kembali menekan saham sektor tambang dan perkebunan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement