Kamis 10 Dec 2015 22:24 WIB

Sensus Ekonomi 2016, Tolak Ukur Pemerintah-Pelaku Usaha

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Djibril Muhammad
Kepala BPS Suryamin (tengah), didampingi Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Wynandin Imawan (kiri), dan Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Suharyanto memaparkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I, Jakarta, Selasa (5/5).(Republika/ Yasin Habib
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kepala BPS Suryamin (tengah), didampingi Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Wynandin Imawan (kiri), dan Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Suharyanto memaparkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I, Jakarta, Selasa (5/5).(Republika/ Yasin Habib

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, hasil Sensus Ekonomi 2016 akan memberikan gambaran kondisi perekonomian Indonesia kepada pemerintah. Sebab, sensus ekonomi kali ini merupakan yang paling kompleks dan akan mendata semua skala ekonomi mikro, kecil, sedang, dan besar.

"Sensus Ekonomi 2016 ini akan mendata secara lengkap seluruh sektor ekonomi nonpertanian, mulai dari jumlah tenaga kerja yang diserap, omzet yang dihasilkan, dan status perusahaan, baik formal maupun informal," ujar Suryamin di Jakarta, Kamis (10/12).

Suryamin menjelaskan, hasil sensus ekonomi tersebut akan memberikan gambaran lebih lengkap bagi pemerintah dalam menentukan sektor industri atau usaha apa saya yang perlu didorong untuk menyerap tenaga kerja.

Selain itu, hasil sensus ini juga dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah mengambil kebijakan seperti pemberian stimulus dan insentif yang akan menggairahkan sektor usaha. Dengan demikian, sektor usaha tersebut mampu berkontribusi secara signifikan terhadap PDB nasional.

Suryamin mengatakan, sensus tersebut juga akan memberikan gambaran produk-produk apa saja yang harus didorong agar bisa mendapatkan nilai tambah sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

 

Bagi dunia usaha, sensus ini dapat dijadikan sebagai acuan potensi pasar. Sebab, biasanya antar pelaku usaha berperan sebagai partner bisnis dan memberikan sumbangan ke dalam perekonomian bangsa.

Menurut Suryamin, dalam Sensus Ekonomi 2016 akan muncul sektor-sektor ekonomi baru yang belum ada pada sensus ekonomi 10 tahun yang lalu. "Sekarang ini banyak bermunculan kegiatan perdagangan barang maupun jasa transportasi secara online yang menyerap tenaga kerja, misalnya saja Gojek," katanya.

 

Menurut Suryamin, bisnis online yang saat ini menjamur juga ikut berperan terhadap perekonomian negara. Apalagi, bisnis ini juga memberikan kontribusi dalam menyerap tenaga kerja.

Suryamin mengatakan, Sensus Ekonomi 2016 merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik. Dalam UU tersebut, BPS harus melaksanakan tiga sensus besar setiap 10 tahun secara bergilir, yakni sensus penduduk, sensus pertanian, dan sensus ekonomi. (Baca: Anggaran Dipotong, Sensus Ekonomi 2016 Tetap Akurat)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement