REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 2016, Indonesia akan kelebihan pasokan gas alam. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja menjelaskan, kelebihan pasokan gas dari produksi dalam negeri tergolong besar, mencapai 48 kargo gas alam cair (LNG).
"Suplai gas kita diperkirakan pada 2020 akan impor. Tapi tahun depan kita justru kelebihan LNG. Ada sisa 48 kargo gas kontrak yang belum ada komitmen pembeli," ujar Wirat, di Jakarta, Rabu (9/12).
Tak hanya itu, Wirat juga mengungkapkan kelebihan pasokan gas justru akan semakin besar saat kilang LNG atau Train III Tangguh, di Papua mulai berproduksi pada 2018-2019.
"Domestic Market Obligation (DMO) 80 persen komitmen pembeli belum ada, ini dari rata-rata produksi LNG sebanyak 16 kargo. Pertamina baru komitmen membeli 4 kargo, ada sisa 12 kargo," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah juga menargetkan adanya penurunan harga gas industri, mengurusi banyak keluhan dari industri terkait mahalnya harga gas. Pemerintah merencanakan penurunan harga gas untuk industri akan berlaku mulai Januari 2016.
Dalam keterangan yang diberikan pemerintah, penurunan harga gas untuk industri berpotensi mengurangi penerimaan negara antara Rp 6 triliun hingga Rp 13 triliun.