REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA -- Bank Sentral Kazakhstan mempertimbangkan untuk mengurangi syarat modal bagi bank syariah menjadi lima miliar tenge (setara 16,3 juta dolar AS) dari 10 miliar tenge. Ini jadi bagian inisiatif negara ekonomi terbesar di Asia Tengah itu untuk memikat investor asing.
Negara mayoritas Muslim ini tengah giat mengembangkan keuangan syariah. Meski pun, pangsa pasar sektor keuangan syariah di sana baru satu persen dari total aset perbankan.
Deputi Guberbur Bank Sentral Kazakhstan, Nurlan Kussainov mengatakan, reduksi modal syarat bank syariah ini berlaku untuk baik bagi bank domestik maupun asing. Kelonggaran ini diharapkan juga bisa mendorong munculnya pemain-pemain baru setelah adanya bank Islam penuh Al Hilal Islamic Bank yang asetnya satu persen dari total aset perbankan di Kazakhstan.
''Grup bank besar seperi Al Baraka Bahrain and Maybank Malaysia menunjukkan ketertarikan mereka terhadap pasar Kazakhstan,'' kata Kussainov seperti dikutip Reuters, Selasa (1/12). Bank Sentral Kazakhstan juga berencana memperkenalkan asuransi tabungan syariah dan membolehkan bank-bank Islam memiliki unit jasa keuangan syariah.
Amandemen peraturan jasa keuangan syariah juga sudah disetujui akhir bulan lalu, termasuk soal konversi bank konvensional menjadi bank syariah. Tanpa menyebut nilai, Kussainov juga mengatakan Pemerintah Kazakhstan berencana menerbitkan sukuk di awal tahun depan.