Selasa 01 Dec 2015 11:21 WIB

Analis: Risiko Pasar Negara Emerging Market Meningkat

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung memotret layar pergerakan Indek Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung memotret layar pergerakan Indek Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/12), diperkirakan masih rawan koreksi. Aksi jual pelaku pasar masih akan mewarnai perdagangan saham di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).

Analis Saham First Asia Capital (FAC), David Sutyanto mengatakan, tekanan jual terutama terimbas faktor eksternal setelah risiko pasar emerging market meningkat. "Ini menyusul kekhawatiran memburuknya perkembangan perekonomian Cina mengantisipasi masuknya Yuan dalam keranjang mata uang IMF dan menjelang rencana kenaikan tingkat bunga Fed Fund Rate akhir tahun ini," ujarnya, Selasa (1/12).

Meski masih rawan koreksi, namun menurut David, pelaku pasar bisa mengakumulasi sejumlah saham unggulan yang relatif murah. "Karena saham-saham berada di area oversold akibat tekanan jual pemodal asing," tuturnya.

Sementara, dari sentimen kawasan pasar akan dipengaruhi data manufakur Cina yang diperkirakan masih mengalami kontraksi. Sentimen dari domestik akan dipengaruhi data inflasi November yang diperkirakan berkisar 0,1-0,2 persen (mom). "IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4.380 hingga 4.480 cenderung koreksi," tuturnya.                      

Sepanjang November penjualan bersih asing mencapai Rp 3,3 triliun. IHSG sepanjang November lalu koreksi tipis 0,20 persen setelah bulan sebelumnya menguat 5,5 persen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement