Kamis 26 Nov 2015 14:31 WIB

Sejumlah Faktor Ini Bisa Mendorong Aset Bank Syariah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Logo perbankan syariah
Logo perbankan syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Beberapa faktor positif diprediksi akan mendorong pertumbuhan aset perbankan syariah nasional tahun depan. Meski begitu, pangsa pasar lima persen diperkirakan belum akan terlewati.

Presiden Direktur Karim Consulting Adiwarman Karim menuturkan, pada 2016 akan ada pertumbuhan signifikan di industri perbankan syariah dengan tambahan aset sekitar Rp 60 triliun. Meski begitu, pangsa aset perbankan syariah diprediksi belum akan melampaui lima persen seperti yang diharapkan.

Sebab, kecepatan pertumbuhan aset perbankan konvensional akibat penguatan dolar masih belum terkejar perbankan syariah nasional. ''Tambahan aset Rp 60 triliun itu belum membuat bank syariah ke mana-mana. Sementara konvensional banyak bermain valas,'' kata Adiwarman.

Pertumbuhan aset perbankan syariah hingga puluhan triliun ini dimotori selesainya konsolidari dua bank umum syariah (BUS) besar. Jika konsolidasi dua BUS ini masih berlanjut di 2016, pemegang saham keduanya bisa jadi berpikir ulang terhadap mereka.

Sehingga, aset mereka harus tumbuh setidaknya Rp 5 triliun meski normalnya aset mereka bisa tumbuh Rp 7 triliun. ''Dengan selesainya konsolidasi kedua BUS, akan ada tambahan aset bagi industri antara Rp 15 triliun-Rp 20 triliun,'' ungkap Adiwarman.

Akan ada pertumbuhan anorganik pula dengan konversi sebuah bank pembangunan daerah (BPD) konvensional beraset Rp 20 triliun menjadi BPD syariah. Sehingga akan ada tambahan aset bagi industri Rp 20 triliun.

Ekspansi segmen mikro juga akan menambah aset perbankan syariah sebesar Rp 5 triliun-Rp 8 triliun yang dikontribusikan tiga BUS. Salah satu dari tiga BUS itu akan berkontribusi Rp 5 triliun dan sisanya agregat Rp 3 triliun.

Ada pula ekspansi tiga BUS dan unit usaha syariah (UUS) ke bisnis pembiayaan properti dan otomotif yang menyumbang aset Rp 5 triliun-Rp 10 triliun. ''Dua BUS akan berkontribusi besar dimana keduanya punya segmen berbeda untuk pembiayaan properti,'' ungkap dia.

Adanya investor potensial akan berperan memunculkan pemain baru di industri perbankan syariah nasional tahun depan. Adiwarman menyebut industri akan kehadiran satu BUS beraset hampir Rp 3 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement