REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada perdagangan saham akhir pekan ini, Jumat (20/11), pasar diperkirakan masih bergerak dalam rentang terbatas. Sementara, penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai masih akan dibayangi aksi ambil untung.
"IHSG diperkirakan bergerak bervariasi di kisaran 4.490 hingga 4.530 rawan koreksi," ujar Analis Saham First Asia Capital (FAC), David Sutyanto, Jumat (20/11).
Sementara, seiring turunnya resiko pasar global dan kawasan, IHSG kemarin (19/11) berhasil rebound terbatas. IHSG berhasil tutup di 4518,940 menguat 21,030 poin atau 0,5 persen.
"Itu dengan dukungan aksi beli atas sejumlah saham sektoral terutama saham big caps yang bergerak di sektor perbankan, infrastruktur, dan tambang," lanjutnya.
David menjelaskan, penguatan IHSG kemarin terutama dipicu penguatan di pasar saham emerging market merespon hasil rapat the Fed yang memberikan sinyal kenaikan tingkat bunga Fed Fund Rates (FFR) akhir tahun ini bersifat gradual dan perekonomian AS akan mampu menghadapi kenaikan tersebut. Di sisi lain, Bank sentral Jepang (BoJ) kemarin kembali menegaskan akan melanjutkan program stimulusnya.
"Selain faktor tersebut rebound harga komoditas kemarin turut mendorong penguatan kembali harga saham tambang," terangnya.