Kamis 19 Nov 2015 20:20 WIB

Di APEC, Mendag Bahas Keuntungan dan Kerugian TPP

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Mendag Thomas Lembong.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Mendag Thomas Lembong.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyampaikan hingga saat ini pemerintah masih mengkaji konsep kerjasama perdagangan bebas Trans-Pacific Partnership (TPP). Menurut dia, pemerintah telah mendapatkan dokumen lengkap yang memuat isi atau substansi kerjasama secara detail.

“Meskipun secara konsep kita setuju, kita menginginkan. Tetapi teksnya lengkapnya baru keluar beberapa hari lalu, (5/11) teksnya ada 6.000 halaman, tentu sebelum teksnya lengkapnya keluar, kita sudah tahu butir-butir utamanya, substansinya. Secara garis besar kita tahu. Kita sadar ini sesuatu yang baik dan diinginkan,” ujar Thomas usai menghadiri acara APEC di Manila, Filipina, Kamis (19/11).

Lebih lanjut, usai mempelajari detail konsep dan substansinya, pemerintah kemudian akan memetakan substansi yang relevan dengan peraturan yang ada. Ia juga menyampaikan, kajian ini penting dilakukan untuk meminimalisir dampak negative saat menentukan arah kebijakan.

Dalam pertemuan APEC kali ini, Thomas menyampaikan telah bertemu dengan wakil perdagangan dari AS, Michael Froman serta menteri perdagangan Kanada, Peru, dan Australia yang juga merupakan anggota TPP guna membahas kerjasama ini.

Menurut dia, dengan bergabung dalam kerjasama ini, Indonesia akan mendapatkan berbagai keuntungan, salah satunya yakni terbukanya akses pasar dunia seperti di Amerika, Australia, dan New Zealand.

Negara-negara tersebut, sambung dia, memiliki masyarakat dengan tingkat penghasilan yang sangat tinggi. Sehingga, dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi pasar ekspor Indonesia.

“Amerika, terus terang saja terkait GDP. Benefit utama pasti akses pasar ke Amerika Serikat, karena 310 juta orang yang tingkat penghasilannya dan konsumsinya sangat tinggi, itu kenapa semua negara berbondong-bondong mau masuk TPP, akses pasar ke AS, juga Kanada, Australia, New Zealand,” kata Thomas.

Saat ini, kata Thomas, transaksi perdagangan Indonesia mengalami surplus hingga 10 milyar dollar tiap tahunnya baik dengan Amerika maupun Eropa. Sebab itu, kedua negara tersebut merupakan pangsa pasar yang sangat menguntungkan bagi perdagangan Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement