REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (BSM) menjaga pertumbuhan dana murah di kuartal tiga 2015 yang mendorong penurunan biaya dana.
Direktur Keuangan dan Strategi BSM Agus Dwi Handaya mengungkapkan, aset BSM per September 2015 tumbuh 2,8 persen menjadi Rp 67,12 triliun dibandingkan September 2014 sebesar Rp 65,37 triliun. Peningkatan aset didorong pertumbuhan dana pihak ke tiga (DPK) terutama dana murah dari tabungan dan giro yang mencapai Rp 2,1 triliun.
Giro tumbuh 12,8 persen menjadi Rp 5,88 triliun dan tabungan tumbuh tujuh persen menjadi Rp 23,2 triliun. Dengan pertumbuhan di produk dana murah, maka biaya dana BSM lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
''Akhir tahun lalu biaya dana (cost of fund) BSM sekitar 4,45 persen. September 2015 turun jadi 4,21 persen,'' ungkap Agus Dwi, Jumat (13/11).
Meski masih melakukan konsolidasi, pembiayaan BSM masih tumbuh positif. Dibanding kuartal tiga tahun lalu, pembiayaan BSM di kuartal tiga tahun ini tumbuh 2,57 persen menjadi Rp 50,59 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan terutama terjadi di segmen wholesale termasuk infrastruktur dan mikro. ''Kami juga melakukan join club deal dengan induk, Bank Mandiri,'' ujar Agus Dwi.
Profitabilitas sejak awal tahun hingga September 2015 (year to date) juga naik dua kali lipat dari semula Rp 72 miliar per Desember 2014 menjadi Rp 149 miliar per September 2015. BSM berkomitmen menjaga pertumbuhan laba hingga akhir tahun.
Direktur Utama BSM Agus Sudiarto menambahkan, di sisi permodalan, pascapemberlakuan regulasi cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), rasio kecukupan modal (CAR) BSM per September 2015 berada level 11,84 persen.
''Kami masih menunggu tambahan modal dari pemegang saham tahun ini sekitar Rp 500 miliar. Dengan penambahan tersebut, insya Allah CAR BSM akan naik menjadi sekitar 12,9-13 persen,'' ungkap Agus.