Selasa 10 Nov 2015 06:41 WIB

BSM Tempatkan Dana di Instrumen Alternatif

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melayani nasabah di Banking Hall Gedung Bank Syariah Mandiri (BSM), Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawan melayani nasabah di Banking Hall Gedung Bank Syariah Mandiri (BSM), Jakarta, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (BSM) melakukan penempatan tersendiri (private placement) pada surat berharga syariah negara (SBSN), sukuk berbasis proyek seri 010 (PBS 010) senilai Rp 1 triliun. PBS 010 jadi alternatif penempatan dana BSM di tengah kondisi ekonomi seperti saat ini.

PBS 010 memiliki tenor 39 bulan dengan imbal hasil setara 8,7 persen. Seri ini juga bisa diperdagangkan dan sudah dicatatkan di pasar modal.

Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Agus Sudiarto bersyukur BSM bisa difasilitasi menempatkan dana tersendiri dalam SBSN seri khusus di tengah kondisi yang menuntut perbankan berhati-hati dalam penyalurkan pembiayaan.

''Ini juga dukungan BSM untuk mengembangkan pasar modal syariah seperti yang sedang digencarkan otoritas,'' ungkap Agus dalam silaturahim BSM bersama media, Senin (9/11).

BSM juga jadi bank pertama yang menempatkan dana tersendiri dalam seri khusus SBSN. BSM sendiri sudah mulai menjadi peserta lelang sukuk oleh Kementerian Keuangan sejak pertengahan 2015 ini setelah sebelumnya ikut bersama induk, Bank Mandiri.

SBSN, kata Direktur Wholesale Banking Kusman Yandi, jadi alternatif penempatan dana dengan imbal hasil menarik. Dibanding bisnis pembiayan saat kondisi ekonomi lesu saat ini, penempatan dalam PBS 010 terbilang bebas risiko.

''Tapi kami tidak berhenti di sini. Kalau likuiditas bagus, pembiayaan tetap berjalan, begitu juga penempatan ke SBSN,'' kata Yandi.

Yandi menyadari, kontribusi BSM dalam APBN melalui PBS 010 ini masih sangat kecil. Tapi, ini jadi bukti sumbangsih BSM atas rencanan pembangunan negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement