REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (BSM) melakukan "private placement' (penjualan saham kepada pihak-pihak tertentu secara langsung) senilai Rp1 triliun pada instrumen investasi Project Based Sukuk (PBS) 010.
Instrumen tersebut telah listing di pasar pada 26 Oktober 2015, kata Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan RI Suminto di Jakarta, Senin.
PBS 010 merupakan salah satu seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang bisa diperdagangkan (tradeable) di pasar modal. PBS 010 memiliki tenor 39 bulan dengan yield 8,7 persen.
PBS 010 merupakan seri baru yang diinisiasi oleh Kemenkeu bersama BSM. BSM merupakan bank syariah bahkan bank pertama yang melakukan private placement dalam seri khusus.
Sebelumnya ada dua lembaga yang melakukan private placement yakni LPS melalui seri PBS 006 dan Danareksa melalui seri PBS 007.
Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan RI Suminto mengatakan PBS-010 akan menjadi benchmark untuk Sukuk Negara tenor 3 tahun.
"Kami mengapresiasi langkah BSM melakukan private placement pada PBS010 karena dananya bisa membantu untuk membiayai proyek-proyek pemerintah," ujar Suminto.
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto mengatakan bersyukur bahwa BSM bisa berpartisipasi di dalam private placement.
"Di tengah kondisi yang menuntut kami harus berhati-hati menyalurkan pembiayaan, kami memperoleh kesempatan penempatan dana senilai Rp 1 triliun," ujar Agus.
Selain itu, lanjut Agus, private placement ini juga akan meramaikan pasar modal syariah yang tahun ini menjadi salah satu target OJK. "Ini juga dukungan BSM untuk pengembangan pasar modal syariah," kata Agus.
Sejauh ini BSM telah turut berpartisipasi di dalam pasar modal syariah melalui beberapa akitivitas di antaranya menjadi Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah yang pertama bekerjasama dengan KSEI.
Dalam memberikan layanan RDN Syariah, BSM telah bekerjasama dengan beberapa Perusahaan Efek. Selain itu, BSM , menjadi satu-satunya Bank Syariah yang menjadi Agen Penjual Efek Reksa Dana dan telah bekerjasama dengan Mandiri Manajemen Investasi serta BNP Paribas Investment Partners.
BSM juga selalu berperan aktif sebagai Agen Penjual Sukuk Negara Ritel dari SR-001 s.d SR-007. BSM pun selalu aktif menjadi peserta lelang sukuk yang dilakukan pemerintah. Sebelumnya BSM hanya turut serta bersama Bank Mandiri.
Saat ini partisipasi bank syariah di pasar modal syariah utamanya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) masih kecil. Per posisi September 2015, dari Rp185,63 triliun total nilai SBSN, kepesertaan bank syariah hanya Rp12,04 triliun atau sekitar 6,4 persen saja. Sementara porsi bank konvensional Rp64,71 atau sekitar 34,86 persen.