Jumat 06 Nov 2015 23:15 WIB

Mengapa Berinvestasi Properti di Malaysia ?

Rep: Hiru Muhammad/ Red: Hiru Muhammad
Miniatur proyek apartemen KL9
Foto: MRCB Land
Miniatur proyek apartemen KL9

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berinvestasi properti di mancanegara menjadi pilihan menarik bagi sebagian warga Indonesia. Namun, mahalnya nilai investasi properti seperti di Singapura, telah membuat Malaysia menjadi alternatif pilihan yang menarik. 

Menurut Direktu ERA Vigo, Ridwan Goh, selama ini banyak warga Indonesia yang berinvestasi properti di Singapura, Hongkong dan Australia. Namun, meningkatnya ekonomi negeri Singa itu, telah membuat nilai aset properti menjadi kian mahal. Demikian pula dengan Hongkong yang telah lebih dahulu menjadi tujuan investasi properti. 

Sedangkan di Malaysia kenaikan aset properti terbilang stabil. Malaysia khususnya Kuala Lumpur tidak asing lagi bagi warga Indonesia. Apalagi masalah agama, budaya, pendidikan, makanan dan kebutuhan hidup yang lebih rendah.

"Ini menjadi alternatif menarik berinvestasi di Malaysia," kata Kenneth Khoo, Senior Manager Sales & marketing Malaysian Resources Corporation Berhad (MRCB), Jumat (6/11).  

Karena itu pihak MRCB sebagai pengembang menawarkan proyek apartemen KL 9 Seputeh bagi warga asing khususnya Indonesia sebanyak dua blok. Tawaran itu disampaikan setelah sebelumnya pada tahap penjualan pertama unit apartemen khusus bagi warga Malaysia telah terjual habis.  

Penawaran bagi warga Indonesia dilakukan pada 7 dan 8 November ini di Grand Hyatt Jakarta. Harga perdana yang ditawarkan adalah 30 juta ringgit permeterperseginya. "Pasar Indonesia terbesar bisa mencapai 60 persen pembelinya," kata Ridwan. 

MRCB sendiri sudah memiliki reputasi dalam bisnis konstruksi dengan membangun  sejumlah proyek prestisius di Australia, Malaysia dan beberapa negara lainnya. Termasuk KL sentral dan KLCC. Karena itu proyek apartemen KL 9 yang terdiri dari 9 blok tower nantinya akan dilengkapi akses langsung monorel.  

Sebagai pengembang MRCB sendiri saat ini juga membuka peluang berinvestasi di Indonesia. Namun, hal itu masih bergantung kepada kebijakan pemerintah terkait investasi properti oleh pengembang asing.

"Kami tergantung kebijakan pemerintah yang lebih menarik dan terbuka, sekarang membangun reputasi dahulu dengan agen lokal," kata Khoo.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement