REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut Indonesia masih kekurangan infrastruktur di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pertumbuhan infrastruktur TIK Indonesia pun masih menduduki peringkat keempat di kawasan Asia Tenggara setelah Malaysia, Thailand, dan Singapura.
"Negara kita memang agak lambat membangun infrastruktur, makanya saat ini kita ngebut," kata Rudiantara pada acara pembukaan Indonesia Infrastructure Week di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (4/11).
Ia menyebut tiga hal yang akan dipercepat dalam pembangunan infrastruktur TIK yakni jaringan, akses dan aplikasi. Dalam pembangunan jaringan, saat ini pemerintah tengah mengupayakan pemerataan akses ke jaringan generasi keempat 4G secara merata. Penerapannya sudah mulai dikembangkan di Indonesia bagian timur. Rudiantara pun menjanjikan pada Desember 2015 atau paling lambat Januari 2015 masyarakat indonesia memperoleh akses internet yang lebih tinggi.
"Pemerintah juga akan mendorong perkembangan aplikasi untuk ponsel pintar," unkapnya.
Indonesia termasuk salah satu negara dengan nilai bisnis terbesar di bidang aplikasi. Diprediksi pada 2030, nilai dari bisnis aplikasi di Indonesia bisa mencapai 100 dolar AS. Oleh karena itu, pemerintah dinilai harus mempersiapkan infrastruktur pendukungnya termasuk pajak, pendanaan dan logistik.
Pembangunan infrastruktur TIK, ungkapnya, harus memprioritaskan komponen lokal yang berstandar baik. Selama ini komponen peralatan yang mendukung jaringan 4G terpaksa harus impor dari luar negri. Padahal biayanya cukup besar yakni mencapai 5 milliar dolar AS.