Ahad 01 Nov 2015 21:47 WIB

Proyek Perumnas Terganjal Belum Cairnya PNM

Rep: Sonia Fitri/ Red: Maman Sudiaman
Pekerja pembangunan unit rumah di salah satu perumahan di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (7/5).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pekerja pembangunan unit rumah di salah satu perumahan di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (7/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Perusahaan Nasional (Perumnas) Himawan Arief Sugoto belum mendapatkan pemberitahuan secara resmi soal penundaan pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2016. Ia pun tak berkomentar banyak soal perombakan rencana kegiatan perusahaan tahun depan, maupun program yang tertunda. 

"Belum, kita belum tahu detail kalau yang 2016," kata dia pada Ahad (1/11). Alih-alih membahas penundaan PMN di 2016, ia justru menyinggung PMN 2015 yang hingga saat ini belum kunjung cair. PMN tersebut senilai Rp 1 triliun yang rencananya dialokasikan untuk melancarkan pencapaian program sejuta rumah rakyat. 

Perumnas mendapat tugas dari pemerintah membangun 36.018 unit rumah dari total 603.516 rumah murah sepanjang 2016. Namun sampai November 2015, baru 14 ribu rumah saja yang berhasil dibangun. PMN, lanjut Himawan, pada awalnya diperkirakan cair pada Oktober 2015 mengingat regulasi berupa Peraturan Pemerintah sudah dalam tahap harmonisasi. Namun hingga menginjak November, dana tersebut belum kunjung cair. "Tapi belum cair, //tuh//, harusnya Menkeu sudah tanda tangan," katanya.

Meski dana PMN 2015 belum kunjung cair, ia belum bisa memastikan akan merevisi target pembangunan rumah murah. Ia harus terlebih dahulu membicarakan hal tersebut dengan pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) selaku penetap target. "Belum ada revisi, kita masih akan diskusi lebih realistis bagaimana melihat perkembangan saat ini," ujarnya. Tanpa menyebut kapan tepatnya, pembicaraan dengan pemerintah tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.

Sampai saat ini, perusahaan tetap berupaya melakukan pencapaian target dengan menambah pinjaman dari perbankan. Selain itu, dilakukan juga penundaan pengadaan tanah di sejumlah daerah hingga dana pemerintah cair. Di samping masalah dana, yang diharapkan segera cair, ia juga meminta agar pemerintah daerah dapat bekerja sama memudahkan proses pengadaan lahan. Dengan begitu, target sejuta rumah dapat terealisasi dengan mudah.  

Seperti diketahui, dalam program sejuta rumah rakyat, Perumnas mendapat jatah 36.018 unit atau memiliki proporsi 5,97 persen dari target jumlah rumah murah yang dibangun hingga akhir tahun. Porsi terbesar pembangunan rumah murah didominasi oleh Real Estat Indonesia (REI) dengan jumlah 230 ribu rumah atau 38,11 persen dari target jumlah rumah murah. Menurut data Kemenpupera, realisasi pembangunan rumah murah hingga pertengahan September 2015 sudah mencapai 493.550 ribu unit.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement