REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten Bandung meminta para pengusaha minimarket dan supermarket untuk menampung produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayahnya. Ini perlu dilakukan agar tidak ada kesenjangan antara pengusaha ritel modern dengan pengusaha UMKM.
Kepala Bidang Sarana Pengembangan Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Bandung Juherman menuturkan, pengusaha ritel modern mesti menjalin hubungan yang baik dengan para pelaku usaha UMKM, seperti pedagang di pasar tradisional dan pedagang warung kecil.
"Caranya dengan mengadakan pelatihan manajemen ritel modern untuk UMKM. Ini sudah ada," ujar dia, Kamis (29/10).
Pelatihan tersebut sekaligus untuk memberikan wawasan kepada pelaku UMKM sehingga mereka bisa mempelajari soal manajemen yang bisa digunakan dalam bisnisnya. Pelatihan itu, lanjut dia, selain digelar oleh Diskoperindag, juga oleh pengusaha ritel modern. "Ini agar mereka bisa menjalin hubungan baik," ujar dia.
Namun, Juherman mengakui, persepsi di kalangan pelaku UMKM terhadap usaha ritel modern memang perlu diperbaiki. Sebab, kata dia, kebanyakan pelaku UMKM menganggap usaha ritel modern malah menjadi ancaman bagi mereka. Keberadaan minimarket dan supermarket, dinilai telah mengurangi pendapatan mereka.
"Memang ada anggapan bahwa kehadiran minimarket ini telah mematikan usaha pelaku UMKM," ujar dia.