REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan Trans-Pacific Partnership (TPP) akan mengancam kehidupan para petani di Indonesia.
Sebab menurutnya, impor bahan pangan tidak akan bisa dibendung Jika Indonesia memaksakan diri bergabung dengan TPP. Enny mengatakan, tujuan dibentuknya TPP agar ada penghapusan hambatan kegiatan ekspor-impor berupa tarif pajak atau yang lainnya. Di dalam TPP yang merupakan gagasan Amerika Serikat, sudah bergabung 11 negara lainnya seperti Vietnam dan Australia.
"Nah Vietnam itu kan kuat di sektor pangan seperti beras. Kalau kita bergabung, beras-beras dari Vietnam akan membanjiri Indonesia. Petani kita bakal menjerit," katanya kepada Republika.co.id.
Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah untuk membatalkan niat bergabung dengan TPP. Sebab, keikutsertaan ini hanya akan membuat Indonesia dibanjiri oleh produk-produk impor.
"Australia juga akan gencar memasok sapi-sapinya. Akibatnya, peternak sapi lokal tidak akan bisa berkembang," ujarnya.