Kamis 29 Oct 2015 09:48 WIB

Indef: Trans-Pacific Partnership Ancam Kehidupan Petani

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Bayu Hermawan
Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef) Enny Sri Hartati
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef) Enny Sri Hartati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan Trans-Pacific Partnership (TPP) akan mengancam kehidupan para petani di Indonesia.

Sebab menurutnya, impor bahan pangan tidak akan bisa dibendung Jika Indonesia memaksakan diri bergabung dengan TPP. Enny mengatakan, tujuan dibentuknya TPP agar ada penghapusan hambatan kegiatan ekspor-impor berupa tarif pajak atau yang lainnya. Di dalam TPP yang merupakan gagasan Amerika Serikat, sudah bergabung 11 negara lainnya seperti Vietnam dan Australia.

"Nah Vietnam itu kan kuat di sektor pangan seperti beras. Kalau kita bergabung, beras-beras dari Vietnam akan membanjiri Indonesia. Petani kita bakal menjerit," katanya kepada Republika.co.id.

Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah untuk membatalkan niat bergabung dengan TPP. Sebab, keikutsertaan ini hanya akan membuat Indonesia dibanjiri oleh produk-produk impor.

"Australia juga akan gencar memasok sapi-sapinya. Akibatnya, peternak sapi lokal tidak akan bisa berkembang," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement