REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penguatan sejumlah mata uang terhadap dolar AS dinilai mampu membantu kurs rupiah dapat berbalik naik. Penguatan tersebut diantaranya terjadi untuk nilai tukar mata uang yen Jepang dan euro terhadap dolar AS. Akan tetapi, penguatan rupiah dinilai terbatas karena dari sisi sentimen di pasar, masih melemahnya sejumlah harga komoditas memberikan ruang bagi dolar AS bertahan menguat.
"Oleh karena itu, meski rupiah menguat namun hanya tipis karena kedua tarik-menarik volume beli dan jual tersebut," ujar kepala analis riset PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada, Selasa (27/10).
Pergerakan laju rupiah terhadap dolar AS pun sejalan dengan perkiraan Reza sebelumnya. Sebelumnya, dia menyampaikan bahwa pergerakan laju rupiah cenderung berbalik arah melemah sejalan dengan ekspektasi terhadap potensi pelemahan laju rupiah jika tidak terdapat sentimen positif pada laju rupiah. "Dengan pembalikan arah melemah tersebut, membuat peluang pelemahan laju rupiah dapat membesar," ucapnya.
Meski demikian, Reza menyarankan tetap cermati sentimen yang akan muncul. "Meski terjadi penguatan namun, masih cenderung terbatas yang menandakan masih adanya potensi pembalikan arah melemah jika sentimen yang ada kurang mendukung penguatan," ujarnya. Laju rupiah di atas target resisten Rp 13.638-Rp 13.634 per dolar AS dan Rp 13.619 per dolar AS untuk kurs tengah BI.