REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat ekonomi Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus meminta pemerintah tidak terburu-terburu bergabung menjadi anggota kerja sama perdagangan bebas Kemitraan Lintas Pasifik atau Trans-Pacific Partnership (TPP). Ia menilai Indonesia sebaiknya fokus terlebih dahulu menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Kalau kita sudah berhasil menghadapi MEA, barulah bisa mencoba ke cakupan yang lebih luas yaitu TPP," kata Heri kepada Republika.co.id, Selasa (27/10).
Menurut Heri, Indonesia masih terlalu berisiko untuk bergabung dengan TPP yang di dalamnya terdapat negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Kalau daya saing produk tidak dapat ditingkatkan, ia menilai Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi anggota TPP.
"Jangan terlalu memaksakan diri, masih banyak yang harus diperbaiki di dalam negeri," ujar dia.
Presiden Joko Widodo dalam lawatannya ke Amerika Serikat menyebut Indonesia akan bergabung ke dalam TPP. Jokowi menyampaikan pernyataan tersebut secara langsung kepada Presiden Amerika Serikat Barrack Obama.