Selasa 27 Oct 2015 13:18 WIB

Indonesia Diminta Fokus Hadapi MEA Sebelum Gabung TPP

Rep: Satria Kartika Yudha / Red: Nur Aini
 Presiden Amerika Serikat Barack Obama (tengah) dan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (kiri) memberikan pernyataan kepada wartawan setelah pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, Senin (26/10).
Foto: Antara/REUTERS/Jonathan Ernst/aww
Presiden Amerika Serikat Barack Obama (tengah) dan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (kiri) memberikan pernyataan kepada wartawan setelah pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, Senin (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat ekonomi Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus meminta pemerintah tidak terburu-terburu bergabung menjadi anggota kerja sama perdagangan bebas Kemitraan Lintas Pasifik atau Trans-Pacific Partnership (TPP). Ia menilai Indonesia sebaiknya fokus terlebih dahulu menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). 

"Kalau kita sudah berhasil menghadapi MEA, barulah bisa mencoba ke cakupan yang lebih luas yaitu TPP," kata Heri kepada Republika.co.id, Selasa (27/10). 

Menurut Heri, Indonesia masih terlalu berisiko untuk bergabung dengan TPP yang di dalamnya terdapat negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Kalau daya saing produk tidak dapat ditingkatkan, ia menilai Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi anggota TPP. 

"Jangan terlalu memaksakan diri, masih banyak yang harus diperbaiki di dalam negeri," ujar dia. 

Presiden Joko Widodo dalam lawatannya ke Amerika Serikat menyebut Indonesia akan bergabung ke dalam TPP.  Jokowi menyampaikan pernyataan tersebut secara langsung kepada Presiden Amerika Serikat Barrack Obama.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement