Selasa 27 Oct 2015 07:35 WIB

Laba BTN Tumbuh 61,8 Persen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono mengikuti rapat dengar pendapat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono mengikuti rapat dengar pendapat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) mencatat pertumbuhan laba bersih pada kuartal III 2015 sebesar 61,8 persen (yoy), dari Rp 755 miliar pada kuartal III 2015 menjadi Rp 1,22 triliun. Pertumbuhan laba bersih tersebut di atas rata-rata industri sebesar 8,94 persen.

Direktur Utama Bank BTN, Maryono, mengatakan, pertumbuhan laba bersih ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income). Pendapatan bunga (interest income) pada kuartal III 2015 tercatat sebesar Rp 11,36 triliun, tumbuh 15,73 persen (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 9,82 triliun. Sedangkan pendapatan bunga bersih tumbuh sebesar 24,43 persen (yoy) menjadi Rp 4,96 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,98 triliun.

"Laba bersih didukung net interest income. Kami sudah bisa melakukan efisiensi di interest expend, sehingga NII naik 24,43 persen," jelasnya dalam konferensi pers di Menara BTN, Jakarta, Senin (26/10).

Maryono menambahkan, meskipun laba naik signifikan, Bank BTN juga mencatat peningkatan pengeluaran operasional lainnya sebesar 14,15 persen, menjadi Rp 4,024 triliun dari sebelumnya Rp 3,525 triliun pada kuartal III 2014. Salah satunya untuk peningkatan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atas kredit bermasalah, dinaikkan sebesar 30,22 persen menjadi Rp 658 miliar.

Coverage ratio juga dinaikkan menjadi 32,92 persen, dari sebelumnya 27,55 persen pada kuartal III 2014. "Kita tambahkan biaya CKPN untuk kehati-hatian dalam kondisi ekonomi. Kalau tidak ditambahkan, laba bisa lebih besar," ungkapnya.

Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) mengalami kenaikan menjadi 4,77 persen, dibandingkan kuartal III 2014 sebesar 4,42 persen. Sampai akhir tahun, NIM ditargetkan di kisaran 5 persen.

Sementara, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 15,78 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 14,33 persen. Sedangkan modal inti atau CAR Tier 1 menjadi sebesar 13,67 persen, dibandingkan sebelumnya 13,57 persen.

Di samping itu, Maryono menyebutkan adanya kebijakan relaksasi dari pemerintah juga cukup berdampak pada kinerja Bank BTN. "Proyeksi laba sampai akhir tahun diperkirakan Rp 1,8 triliun, meningkat antara 65-70 persen," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement