REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Maroko menyatakan kesiapannya untuk memiliki lembaga perbankan syariah terlengkap pertama di dunia pada Oktober tahun ini. Jika itu terjadi, Maroko juga akan menjadi satu-satunya negara Afrika Utara yang dinilai mampu memanfaatkan potensi bisnis sebanyak 1,8 triliun dolar AS.
Dalam sebuah pernyataan, Badan Akreditasi Keuangan (FAA) berkesempatan untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah Maroko dengan skema berkelanjutan. Di sela-sela Forum Internasional Partisipatif Keuangan Casablanca yang dihadiri lebih dari 400 bankir tingkat tinggi dan regulator dari seluruh wilayah Afrika, CEO FAA Amat TAAP Manshor mengatakan, sangat penting untuk membangun potensi yang kuat untuk mendukung industri keuangan Islam masa depan Maroko.
“Permintaan yang kuat untuk produk keuangan syariah telah mendorong pemerintah Maroko untuk memperkenalkan undang-undang perbankan baru dengan ketentuan untuk mendirikan bank syariah compliant,” kata Amat TAAP, seperti dilansir Bernama, Sabtu (24/10).
Amat TAAP melanjutkan, keuangan Islam cukup baru di pasar Maroko. Maka dari itu, penting untuk memiliki kerangka peraturan yang diperlukan dan ekosistem kelembagaan selain inisiatif pembelajaran yang kuat untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia.
FAA juga memaparkan, ada lebih dari 15 institusi yang menyatakan minatnya membangun perbankan Syariah. Ulama juga mengatakan kesiapannya untuk mengawasi industri keuangan Islam yang masih muda ini.
“Dengan langkah yang tepat dalam mengawali rencana ini, negara akan berada dalam posisi yang kuat untuk tumbuh menjadi pusat keuangan Islam tangguh dan kuat di kawasan Afrika,” kata dia.