Jumat 23 Oct 2015 22:33 WIB

Diwarisi Utang, Pertamina Yakin TPPI Masih Ekonomis

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
(dari kiri) Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman, Dirut Pertamina Dwi Soetjipto berbincang saat konferensi pers tentang kinerja Pertamina kuartal II di Kantor Pertamina, Jakarta, Selasa (5/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
(dari kiri) Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman, Dirut Pertamina Dwi Soetjipto berbincang saat konferensi pers tentang kinerja Pertamina kuartal II di Kantor Pertamina, Jakarta, Selasa (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Produksi pengolahan BBM PT Pertamina (persero) diklaim bisa bertambah 100 ribu barel per hari apabila kilang canggih milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) mencapai puncak produksinya. Terhitung sejak awal Oktober ini TPPI sudah kembali beroperasi sejak Pertamina mengakuisisi mayoritas sahamnya.

Namun ada ganjalan ketika Pertamina memutuskan mengakuisisi saham mayoritas TPPI. Warisan utang sebesar kurang lebih 199 juta dolar AS ke SKK Migas ikut ditanggung Pertamina. Meski demikian, Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman mengaku optimis bahwa TPPI masih ekonomis.

"Hutang kondensat setelah PKPU sebetulnya dimiliki oleh SKK Migas 199 juta dolar dan sudah dikonversi menjadi hutang antara TPPI dan SKK Migas dan dapat dicicil sambil berjalan. Yang jelas saat ini walaupun harus mencicil hutang kami masih menilai ekonomis," ujar Arif saat menyampaikan paparan kinerja keuangan Pertamina, Kamis (22/10).

Pertamina sebelumya telah akuisisi saham yang saat ini oleh Argo Capital sebesar 21,98 persen. Dengan demikian kepemilikan saham Pertamina menjadi 48,9 persen. Angka ini bila ditambahkan dengan saham milik PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebesar 19,16 persen makan menjadikan pemerintah Indonesia seluruhnya memiliki 67,75 persen dari saham TPPI.

"Ini penting karena walaupun sementara kita punya saham tapi banyak keputusan penting berada dan buih voting 60 persen atau 70 persen. Nilai saham 76 juta dolar dari 21,98 persen," ujar Arif.

Operasi kilang TPPI dinilai strategis untuk mendongkrak produksi Pertamina. Karenanya, diyakini Indonesia bisa menekan ketergantungan impor BBM hingga 100 ribu barel perhari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement