Jumat 23 Oct 2015 05:14 WIB

Sepanjang 2015, Perum Peruri akan Cetak 9,3 Miliar Bilyet

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Hazliansyah
Karyawan Peruri memperagakan cara mendesain uang di plat mata uang logam di Perum Peruri, Karawang, Jawa Barat.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Karyawan Peruri memperagakan cara mendesain uang di plat mata uang logam di Perum Peruri, Karawang, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) setiap tahunnya diberikan target tertentu oleh Bank Indonesia (BI) dalam mencetak uang.

Di tahun 2015, Perum Peruri wajib mencetak uang 9,3 miliar Bilyet (kertas uang). Sedangkan untuk uang logam mencapai 1,6 miliar. Namun jumlah ini bukan dalam nominal yang sebenarnnya. Artinya dengan jumlah 9,3 miliar Bilyet, kertas tersebut bisa digunakan dengan nominal tertentu sesuai intruksi dari BI. Hal serupa terjadi dalam pencetakan uang logam.

"Untuk jumlah nominal yang sebenarnya kita tidak bisa kasih data. Pokonya sesuai dengan keperluan BI untuk tahun 2015," ujar Kepala Biro Komunikasi Perusahaan Perum Peruri Siwi Widjianti, Kamis (22/10).

Siwi menjelaskan, ada sembilan tahapan pencetakan sebelum uang disalurkan ke BI. Pertama Engraving proses, proses pembuatan acuan cetak atau pembuatan desain uang di atas flat. Setelah melalui offset printing flat, tahapan selanjutnya adalah intaglio dan storage inspection.

“Intaglio itu proses pencetakan awal desain uang. Misalnya uang Rp 100 ribu yang dibuat itu backgroundnya dulu yaitu gambar di belakang Soekarno-Hatta. Dan di sini bisa menimbulkan efek raba atau keras pada kertas uang,” jelas Siwi.

Tahapan selanjutnya adalah pengerjaan numbering atau pemberian nomor seri pada uang. Siwi menjelaskan, uang yang sudah memiliki nomor seri akan melalui tahapan inspection atau pemeriksaan uang. Pemeriksaan dilakukan jika di dalam satu lembar cetakan ada uang yang mengalami kerusakan.

“Dalam satu lembaran besar itu untuk pecahan Rp 2.000 ada 50 bilyet uang. Selain pecahan Rp2.000 ada 45 bilyet uang. Nanti itulah yang akan dipisahkan oleh pegawai dan akan melalui dua tahapan pemotongan,” terang Siwi.

Kemudian masuk ke proses pemotongan uang. Proses ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu manual dan mesin. Secara manual, jika dalam satu lembaran besar ada uang yang rusak. Sedangkan untuk pemotongan dengan menggunakan mesin jika dalam satu lembaran besar uang tercetak dengan sempurna.

Terakhir adalah tahapan packaging, proses pengepakan uang setelah dipotong dan siap untuk dikirim ke BI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement