Kamis 22 Oct 2015 19:48 WIB

RI-Denmark Kerja Sama Pengembangan Energi Angin

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Ratu Denmark Margrethe II (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/10). (Antara/Widodo S. Jusuf)
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Ratu Denmark Margrethe II (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/10). (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Denmark melakukan kerja sama dalam bidang pengembangan energi angin untuk listrik yang akan dibangun di Sulawesi, kata Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli.

"Untuk kerja sama pengembangan energi angin di Sulawesi, Denmark punya teknologi bikin listrik dari angin dan itu akan kita kembangkan di sana," tutur Menko Rizal saat ditemui usai penandatanganan nota kesepahaman dalam bidang kemaritiman dengan Menteri Luar Negeri Denmark Kristian Jensen di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (22/10).

Menurut dia, akan dilakukan juga kerja sama pengembangan pariwisata di Belitung agar lebih berkelanjutan serta beberapa sektor lain menyangkut pengembangan kemaritiman. Untuk investasi yang digelontorkan Denmark dalam kerja sama tersebut, Menko enggan mengatakan jumlahnya.

Dengan potensi sebagai salah satu daerah maritim terbesar di dunia, negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia serta kekayaan alam yang luar biasa, ia optimistis kerja sama tersebut dapat menggali potensi di bidang-bidang yang menguntungkan Indonesia.

Sementara, dengan kerja sama tersebut, ia juga berharap Indonesia dapat melakukan perbaikan dalam pengembangan sumber daya manusia. "Bagus, karena kita senang dengan Denmark, negara yang standar etikanya tinggi dan pendidikannya termasuk paling bagus di dunia, indeks pembangunan manusia paling tinggi sehingga kalau kita kerja sama, mudah-mudahan banyak perbaikan di pihak kita," ujar Menko Rizal.

Dubes Denmark untuk Indonesia Casper Klynge yang juga hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan Denmark dan Indonesia membuka kerja sama empat sektor bisnis, yakni kemaritiman, agribisnis, solusi perkotaan dan energi terbarukan serta desain dan gaya hidup.

"Meskipun Indonesia memiliki penduduk terbesar keempat dunia, Indonesia relatif merupakan sebuah rahasia yang terpelihara dengan baik. Semakin dunia menyadari potensinya, membina hubungan politis dan ekonomi dengan Indonesia menjadi prioritas," kata Dubes Klynge.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement