REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eksplorasi potensi sumberdaya perikanan di perairan Indonesia masih belum optimal. Saat ini pemanfaatan hasil ikan masih berada di perairan teritori dengan area tangkap kurang dari 12 mil.
''Saat ini kapal-kapal ikan yang digunakan sebanyak 90 persen masih berukuran di bawah 30 GT. Artinya upaya untuk eksplorasi ke perairan ZEE (zona ekonomi eksklusif) masih kurang. Apalagi di perairan yang ada di luar ZEE,'' kata Alan F Koropitan, pengajar dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor di Jakarta, Kamis (8/10).
Padahal Alan melihat potensi bisnis di industri ini sangat menjanjikan. Ia juga memprediksi perusahaan yang bergerak dalam bidang perikanan dan kelautan di Indonesia sepatutnya bisa mendapatkan hasil yang lebih optimal dari masa sekarang.
Alan juga tak pernah meragukan jika ada perusahaan yang hendak melakukan ekspansi lebih besar sangat positif. Termasuk adanya rencana dari PT Dua Putra Utama Makmur yang sedang mempersiapkan upaya penawaran saham umum perdana.
Meski baru terbentuk secara legal pada 2012, perusahaan yang diinisiasi oleh sekumpulan anak muda asal Pati, Jawa Tengah ini memfokuskan pengolahannya pada udang dan ikan.
''(Bisnis di industri ini) benar, sangat menjanjikan. Itulah sebabnya kita perlu badan otorita perikanan. Supaya lebih fokus,'' ujar Alan.