Rabu 07 Oct 2015 21:39 WIB

Temui Jokowi, Ini yang Diminta API

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Joko Widodo.
Foto: Setkab
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menggelar pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini. Dalam pertemuan tersebut API menyampaikan permintaan khusus kepada orang nomor satu di negeri ini.

Mantan Ketua Umum API Benny Sutrisno mengatakan, pertemuan dengan Presiden Jokowi merupakan langkah lanjutan peluncuran program investasi padat karya menciptakan lapangan kerja di Balaraja Barat, Banten pada Senin (5/10) lalu.‎ Salah satu masalah yang dibahas adalah persoalan upah buruh.

Menurut Benny, sektor pertekstilan adalah industri yang harus diselamatkan. "Masalah lapangan pekerjaan lebih diprioritaskan dibandingkan masalah devisa," ujarnya di Jakarta, Rabu (10/7).

Benny menuturkan, API tidak pernah mengukur setiap pemimpin menciptakan berapa banyak lapangan kerja per tahun. Alasannya, seperti hukum alam, ada perusahaan yang bertahan namun, ada juga yang gulung tikar. Artinya, apabila banyak yang lahir adalah bagus tetapi, apabila banyak yang bangkrut berarti tidak bagus.

Industri tekstil, ungkapnya, memiliki dua benefit, yakni lapangan kerja dan devisa. Kontribusi industri tekstil dalam mengekspor produk lebih besar dibandingkan jenis usaha lain di sektor industri manufaktur.

Dia melanjutkan, perbandingan ekspor dan impor di industri tekstil selalu surplus sejak dahulu. Dia menilai, dari sisi dana, otomotif memang besar, namun, apabila dibandingkan ekspor dan impornya hasilnya minus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement