Rabu 07 Oct 2015 16:49 WIB

Gubernur BI Diminta Tak Ikut Campur Urusi Harga BBM

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Gubernur Bank Indonesai (BI) Agus Martowardojo
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gubernur Bank Indonesai (BI) Agus Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang nomor satu di Bank Indonesia (BI) mendapat "teguran" dari pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Iman Sugema. Iman berpesan kepada Gubernur BI Agus Martowardojo untuk fokus pada tugasnya dan tidak mengurusi hal lain di luar tugasnya.

"Pesan saya ke Gubernur BI, nggak usah ngurusin harga bahan bakar minyak (BBM) naik apa turun. Urusin saja nilai tukar dijaga agar keputusan turun BBM atau tidak akan lebih mudah," kata Iman di Jakarta, Rabu (7/10).

Ia beranggapan, penurunan harga BBM tidak ada kaitannya dengan nilai tukar rupiah, namun lebih kepada untuk meringankan perekonomian yang sedang lesu. "Untuk setiap pejabat harus tahu tugasnya masing-masing, seperti BI nggak usahlah ikut masalah turunnya harga BBM," katanya menambahkan.

Disinggung mengenai penguatan rupiah terhadap dolar AS yang terjadi belakangan ini, ia tidak memungkiri adanya optimisme meski sementara.

Namun, Iman meminta pemerintah untul tetap waspada, lantaran penguatan terjadi lantaran tidak ada peristiwa yang signifikan selama seminggu ini.

"Phillip Morris jual obligasi dan datangkan uang 1,4 miliar dolar AS. Dalam seminggu kira-kira itu yang buat rupiah menguat, tapi setelah itu selesai apalagi dong, kalau tidak ada good news lagi kan kita susah untuk prediksi rupiah akan terus menguat," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement