Rabu 07 Oct 2015 16:18 WIB
Rupiah Melemah

Indef: BI Lalai Kelola Rupiah

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nur Aini
Mata uang rupiah
Foto: Republika.co.id
Mata uang rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Iman Sugema mengatakan, persoalan memburuknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, salah satunya disebabkan kelalaian Bank Indonesia (BI).

"BI salah dan lalai yang mengakibatkan rakyat rugi setahun Rp 900 triliun," katanya saat diskusi Bisnis dan Ekonomi Politik di Kantor Indef, Jalan Batu Merah No.45 Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Rabu (7/10).

Ia menambahkan, BI juga lalai dalam memperkuat nilai tukar rupiah manakala secara fundamental sebetulnya bisa dilakukan ketika Balance of Payment (BOP) atau neraca pembayaran mengalami suprlus.

"Ini kesalahan strategi Bank Indonesia (BI) dalam mengelola nilai tukar rupiah. Defisit migas terus memburuk dan mengakibatkan tekanan yang semakin sulit terhadap BOP," lanjutnya.

Akibat dari salah strategi BI, ia menilai hal tersebut berakibat pada kegagalan rupiah yang seharusnya bisa menguat, namun justru melemah.

Soal Paket Kebijakan Ekonomi jilid III, ia menilai hal itu tak ada hubungannya dengan stabilitasi nilai tukar rupiah. Ia mengharapkan, paket tersebut lebih berfokus pada kebijakan energi dengan mematangkan dan lebih serius melakukan konversi BBM ke BBG dan batubara, yang ia nilai akan berdampak signifikan.

"Masalah kita adalah tidak hubungan antara masalah dengan solusi yang ditawarkan pemerintah," ungkapnya.

Ia mengapresiasi langkah pemerintah yang menelurkan paket kebijakan yang berisi deregulasi, hingga stimulus, namun hal tersebut tak ada kaitannya dengan nilai tukar rupiah 

"Deregulasi dan debirokritasi tidak bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi yakni defisit migas," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement