Rabu 07 Oct 2015 06:30 WIB

Maybank Optimis dengan Peluang Indonesia di ASEAN

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
(dari kiri) Presiden Direktur Bank Maybank Indonesia Tazwin Zakaria, GroupHead Global Banking Maybank Amirul Feisal Wan Zahir, dan Group Chief Executive Officer Maybank Kim Eng, John Chong menjawab pertanyaan wartawan saat konferensi pers Invest ASEAN 2015
Foto: Republika/ Wihdan
(dari kiri) Presiden Direktur Bank Maybank Indonesia Tazwin Zakaria, GroupHead Global Banking Maybank Amirul Feisal Wan Zahir, dan Group Chief Executive Officer Maybank Kim Eng, John Chong menjawab pertanyaan wartawan saat konferensi pers Invest ASEAN 2015

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk meraih peluang yang sangat besar di ASEAN. Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN dan keberadaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dapat lebih mendorong pertumbuhan negara ini.

 

"Indonesia diberkahi demografi yang mendukung dan pasar domestik yang besar tetapi ASEAN akan dapat memberikan peluang pasar yang lebih besar," kata Group Head, Global Banking, Maybank, Amirul Feisal Wan Zahir dalam siaran persnya, Selasa (6/10).

 

Feisal mengatakan bahwa ekonomi juga dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan intra ASEAN yang besar. Hal ini akan memberikan Indonesia kesempatan untuk mendiversifikasi risiko dan meningkatkan daya tahan di tengah goncangan global.

"Diversifikasi dalam pasar ASEAN yang sedang bertumbuh akan sangat menarik bagi perusahaan-perusahaan Indonesia di tengah melemahnya ekonomi domestik saat ini," ujarnya.

Berdasarkan riset Maybank Kim Eng, ASEAN sedang mengalami titik balik belanja modal dan pembentukan MEA berpeluang mendorong pertumbuhan di regional dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan.  Salah satu faktor utama adalah penghapusan kendala perdagangan yang mendorong perdagangan intra ASEAN dan investasi asing langsung.

Saat ini, perdagangan intra ASEAN hanya tercatat 24 persen dari total perdagangan ASEAN. Sementara itu, investasi di regional tetap rendah sebesar 18 persen.  Sebaliknya, negara-negara Amerika Utara mengekspor 40 persen komoditas di antarregion mereka, sementara perdagangan di dalam masyarakat Eropa mencapai 60 persen dari total perdagangan di sana.

Dia menyebut dalam kondisi normal baru dari pertumbuhan global yang tidak merata dan ketidakpastian ekonomi, negara-negara ASEAN harus memiliki pertalian kuat untuk meningkatkan hubungan ekonomi, membangun daya tahan terhadap goncangan eksternal dan mengurangi ketergantungan dari ekonomi Barat.

"ASEAN harus membantu ASEAN, demi menciptakan peluang bagi ekonominya sendiri," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement