REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinilai mampu menjadi stimulus ekonomi. Penurunan harga tersebut dapat meringankan beban ekonomi masyarakat di tengah kelesuan perekomian seperti saat ini.
"Harga BBM sudah semestinya turun karena harga minyak dunia lagi turun," ujar anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Hary Poernomo kepada Republika.co.id, Selasa (6/10).
Besaran penurunan harga jual BBM dinilai bisa dikalkulasi oleh Pertamina. Menurut dia, Pertamina sudah mempunyai rumus perhitungan tersebut. "Diantara premium, solar, avtur, lebih baik yang harganya diturunkan solar," ujarnya. Hal ini karena solar digunakan untuk kepentingan transportasi logistik yang menunjang proses produksi di dunia industri apapun juga, mulai dari bahan mentah, setengah jadi sampai barang jadi, termasuk pemasarannya.
Apabila terjadi penurunan harga solar, maka harga barang baik manufaktur maupun pangan yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat akan menjadi murah dan bisa meningkatkan daya beli masyarakat. Penurunan tersebut harus segera dilakukan mengingat harga minyak mentah dunia saat ini masih di bawah 50 dolar AS per barel.
Menurutnya, Komisi VII DPR akan terus memperjuangkan agar penurunan harga BBM tersebut teralisasi.