REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya di perdagangan New York pada Senin (Selasa pagi WIB, 6/10), meskipun data ekonomi terbaru dari negara itu lemah.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,30 persen menjadi 96,113 pada akhir perdagangan.
Departemen Tenaga Kerja mengumumkan pada Jumat bahwa total gaji non pertanian AS meningkat 142.000 pada September, jauh di bawah konsensus pasar 203.000. Sementara itu, penghasilan rata-rata per jam untuk semua karyawan pada gaji non pertanian swasta turun satu persen menjadi 25,09 dolar AS, juga gagal memenuhi perkiraan. Data ketenagakerjaan suram memperlemah ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada akhir tahun.
Selain itu, indeks non manufaktur AS tercatat 56,9 persen pada September, di bawah angka Agustus 59 persen dan gagal memenuhi ekspektasi pasar 57,5 persen, kata Institute Supply Management (ISM) dalam survei bulanan Senin. Perkiraan terbaru merupakan tingkat terendah sejak Juni.
Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh ke 1,1180 dolar AS dari 1,1225 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5150 dolar AS dari 1,5193 dolar AS pada sesi sebelumnya.
Dolar Australia naik menjadi 0,7094 dolar AS dari 0,7032 dolar. Dolar AS dibeli 120,47 yen Jepang, lebih tinggi dari 119,88 yen padai sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9758 franc Swiss dari 0,9707 franc Swiss tapi menurun menjadi 1,3083 dolar Kanada dari 1,3189 dolar Kanada.