REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Koperasi memiliki peran penting dalam perekonomian bangsa. Sayang, koperasi sudah semakin ditinggalkan masyarakat sehingga keberadaannya menjadi hidup segan mati tak mau.
Untuk menghidupkan kembali koperasi di Indonesia, organisasi masyarakat, para pelaku koperasi, hingga para menteri kabinet kerja akan meluncurkan Gerakan Bangga Koperasi (Gerak) di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Rabu (7/10). Gerak merupakan gerakan kampanye membangun kesadaran dan aksi koperasi agar menjadi soko guru perekonomian nasional.
Inisiator Gerak, Saat Suharto Amjad menyatakan Gerak diharapkan menjadi momentum kebangkitan koperasi Indonesia dengan melibatkan partisipasi masyarakat luas.
“Kami mengajak masyarakat untuk bangga dan menyadari bahwa koperasi merupakan sistem ekonomi bangsa yang menjadi tanggungjawab bersama rakyat Indonesia,”ungkap Saat Suharto Amjad melalui siaran pers kepada media, Senin (5/10).
Ketua Umum Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani), Guntur Subagja yang juga menjadi salah satu inisator Gerak mengungkapkan, koperasi dapat menjadi pilar ekonomi petani dan nelayan yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia. Dengan koperasi, mereka dapat bersama-sama mengelola pertanian, peternakan, dan perikanan mulai dari hulu hingga hilir, sehingga memiliki daya saing tinggi.
“Koperasi semestinya dapat menjadi infrastruktur distribusi dan tataniaga produk petani dan nelayan sehingga mereka tidak lagi terjebak pada harga yang murah saat panen dan kesulitan pemasaran,”kata Guntur.
Gerak diinisiasi oleh Perhimpunan BMT Indonesia (PBMT), Induk Koperasi Simpan Pinjam (IKSP), Lumbung Desa, Yayasan Rumah Peneleh, dan Insan Tani & Nelayan Indonesia (INTANI). Sementara Deklarasi Gerak akan dilakukan oleh 20 lembaga terdiri dari koperasi primer, pusat koperasi, induk koperasi, perguruan tinggi, dan organisasi kemasyarakatan.
Tujuan diadakannya Gerak ini adalah agar setiap rakyat Indonesia menjadi anggota koperasi. Kemudian, koperasi menjadi pelaku ekonomi utama, pendidikan koperasi diselenggarakan sejak usia dini, mewujudkan sinergi koperasi keuangan dan nonkeuangan, koperasi menjadi instrumen utama agenda keuangan inklusif, dan operasi sebagai instrumen utama perekat sosial.