Senin 05 Oct 2015 15:09 WIB

Pasar Modal Syariah RI Kurang Diminati

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nidia Zuraya
Aktivitas Bursa efek Indonesia (BEI) di Jakarta.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Aktivitas Bursa efek Indonesia (BEI) di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Meski pasar modal syariah tumbuh pesat di Indonesia, jumlah investornya masih sangat minim. Hingga Juni hanya tercatat 3.400 investor dari total 400 ribu investor di pasar modal domestik.

"Jumlah ini khusus investor yang menyatakan diri sebagai investor khusus syariah ya," kata Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Nicky Hogan di Acara Workshop Wartawan Pasar Modal di Padang, Sumatra Barat, Senin (5/10).

Meski begitu, menurutnya jumlah itu sebenarnya sudah merupakan peningkatan dalam satu tahun terakhir ini. Sebelumnya hanya tercatat 2.700 investor. "Naiknya 20 persen," ujarnya.

Ia menjelaskan, jika dibandingkan dengan perkembangan di luar negeri, Indonesia memang masih relatif tertinggal. Hal ini, menurutnya, dikarenakan investor di luar negeri lebih dulu mengenal pasar saham syariah dibandingkan masyarakat di Indonesia.

Sejauh ini, kata Nicky, BEI telah memiliki program edukasi yang mengarah pada pasar modal syariah. Sebelumnya, ungkapnya, BEI hanya fokus kepada pasar modal konvensional.

"Namun, sekarang sudah jalan bersamaan dengan syariah. Kami ada kegiatan forum investor syariah dan sekolah pasar modal syariah," lanjutnya.

Mengenai imbal hasil (yield), Nicky menyebutnya pun sejalan antara pasar modal syariah dan non-syariah. Jika pasar saham sedang naik, maka pasar saham syariah pun naik.

"Kalau sekarang sedang ada penurunan. Tapi yang gencar kami tekankan adalah investasi di pasar modal ada investasi jangka panjang. Ini yang akan berikan imbal hasil yang lebih banyak," papar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement