Ahad 04 Oct 2015 16:38 WIB

Penurunan BBM Dorong Perekonomian

Rep: satria kartika yudha/ Red: Esthi Maharani
BBM
Foto: VOA
BBM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus berharap pemerintah merealisasikan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Penurunan harga BBM diyakini dapat mendorong perekonomian Indonesia.

"Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, harga BBM memang perlu disesuaikan," kata Heri kepada Republika, Ahad (4/10).

Pemerintah rencananya akan mengumumkan ihwal penyesuaian tarif BBM pada Senin (5/10). Penurunan tarif ini menjadi salah satu isi dari paket kebijakan jilid III yang sedang disiapkan pemerintah.

Heri berharap pemerintah bisa menurunkan tarif BBM jenis solar dan premium. Sebab, kedua jenis BBM tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam perekonomian.

Jika solar turun, kata Heri, maka ongkos produksi industri akan berkurang. Dengan rendahnya biaya produksi, maka harga jual suatu produk bisa lebih murah. Inflasi pun bisa lebih terkendali dan ujung-ujungnya masyarakat juga yang merasakan manfaatnya.

"Apalagi kita tahu kinerja industri dalam negeri saat ini sedang karut marut akibat melambatnya perekonomian," ujar Heri.

Penurunan premium diyakini juga memiliki dampak positif. Dia menjelaskan, daya beli masyarakat akan meningkat karena pengeluaran berkurang. Efeknya, masyarakat memiliki uang lebih yang bisa digunakan untuk menyerap barang-barang produksi hasil industri dalam negeri.

"Permasalahan industri saat ini kan produk-produk mereka kurang laku di pasaran karena daya beli masyarakat menurun," ujarnya.

Deputi Bidang Koordinator Fiskal dan Moneter Bobby Hamzar Rafinus Kementerian Koordinator Perekonomian mengakui penyesuaian tarif BBM akan diumumkan pada Senin (5/10). Namun, Bobby enggan memberikan komentar lebih jauh terkait penurunan BBM ini.

"Terkait penurunan harga BBM, tunggu pengumuman hari Senin," ucap Bobby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement