Sabtu 03 Oct 2015 20:16 WIB

Kritik Presiden, Gubernur BI Diminta Belajar Etika

Red: M Akbar
Menteri Keuangan Agus Martowardoyo
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Menteri Keuangan Agus Martowardoyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardoyo dinilai sudah melampaui batas ketika mengkritik Presiden Joko Widodo sebagai cari popularitas dengan rencana menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Ini sudah di luar batas. Bahkan tidak pantas ada komentar seperti itu dari Gubernur BI. Berbicara seperti itu bukan porsi gubernur BI tapi porsi politisi. Politikusnya pun juga politikus oposisi kalau pernyataannya seperti omongan Agus Marto itu," kata anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, M.Misbakhun, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (3/10).

Sebelumnya, dalam pernyataanya, Agus Martowardoyo menilai Presiden Jokowi supaya jangan mencari popularitas atas keinginannya untuk menurunkan harga BBM jenis premium.

Menurut Agus, harga BBM sudah dievaluasi pertiga bulan dan tak boleh asal diturunkan pada saat hitung-hitungannya masih belum jelas. Baginya, kalaupun BBM diturunkan, sebaiknya tak demi mencari popularitas presiden.

Misbakhun menilai komentar Agus Martowardoyo seperti itu menunjukkan sang gubernur BI kehilangan sisi etis dan kehilangan subtansi kebijakan. Karena kebijakan apapun soal kenaikan harga BBM dari presiden itu, kata dia, merupakan kewenangan penuh presiden yang secara politik adalah pemimpin negara. 

"Presiden itu memperoleh mandat rakyat melalui pemilihan umum. Presiden berwenang membuat kebijakan. Pada titik itu, Gubernur BI harus belajar etika dan tata krama bernegara," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement