Kamis 01 Oct 2015 18:47 WIB

Bank Mandiri Targetkan Pembiayaan Infrastruktur Rp 10 Triliun

Pekerja sedang menyelesaikan proyek infrastruktur dikawasan Kuningan,Jakarta, Selasa (7/7).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja sedang menyelesaikan proyek infrastruktur dikawasan Kuningan,Jakarta, Selasa (7/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit infrastruktur baru mencapai Rp 10 triliun sampai akhir tahun 2015. Sampai September 2015, penyaluran kredit infrastruktur tercatat sebesar Rp 7 triliun.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, Royke Tumilaar, mengatakan, komitmen kredit infrastruktur tahun 2015 senilai Rp 7 triliun merupakan komitmen baru sejak awal tahun ini seperti proyek kereta bandara, Pelindo IV, Pelindo I, jalan tol. "Kami memang berharap banyak dari BUMN untuk mengembangkan proyek-proyek infrastruktur untuk kami biayai," kata dia di Jakarta, Rabu (30/9).

Menurutnya, pertumbuan kredit korporasi agak melambat sepanjang 2015. Target kredit infrastruktur sampai dengan Rp 10 triliun sepertinya akan berat. Sebab, belum banyak proyek pembangunan infrastruktur yang jalan. Diharapkan target tersebut bisa terlaksana meskipun banyak yang masih membutuhkan waktu.

Saat ini, corporate banking Bank Mandiri lebih fokus ke penyaluran kredit infrastruktur baik energy maupun listrik. Menurutnya, terdapat potensi pembiayaan infrastruktur seniai Rp 30 triliun yang bisa direalisasikan dalam dua tahun ke depan. Potensi pembiayaan tersebut terutama untuk proyek pembangunan infrastruktur BUMN, seperti tol, pelabuhan laut, pelabuhan udara, pelindo, angkasa pura, energi, listrik, serta infrastruktur gas pertamina untuk oil and gas. Menurutnya, untuk proyek infrastruktur, yang paling siap adalah jalan tol. Oleh sebab itu, Bank Mandiri paling banyak list dengan Jasa Marga.

Selain itu, sebagian pembiayaan proyek infrastruktur merupakan sindikasi dengan bank lain. Antara lain, Bank Mandiri meenggandeng BPD Sulut, BPD Sulsel dan BPD Sultra untuk proyek infrastruktur Pelindo IV. Nilai proyek tersebut sebesar Rp 3 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement