Kamis 01 Oct 2015 15:32 WIB

Menko: Deflasi Kedengaran Bagus, Tapi...

Darmin Nasution
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Darmin Nasution

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta agar deflasi 0,05 persen yang terjadi pada September ini tidak buru-buru diartikan sebagai perbaikan ekonomi.

“Sebetulnya harus dilihat deflasinya karena apa, di satu pihak kedengaran bagus tapi sebetulnya di pihak lain pertanda bahwa permintaan juga sedang melambat di dalam ekonomi,” kata Darmin Nasution, Kamis (1/10).

Menurutnya, deflasi yang diumumkan BPS di satu sisi memperlihatkan permintaan melambat, tetapi di sisi lain memastikan inflasi yang terjadi di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh pangan.

“Pangan yang membuat inflasi kita naik-turun,” jelas Darmin.

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengingatkan perlunya kita mempelajari, mencermati ini karena permintaan yang melambung.

“Jadi kita tidak bisa membanggakan betul itu sebagai keberhasilan tapi di pihak lain itu berita yang jelek juga nggak, jadi ada positifnya ada negatifnya,” katanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengumumkan. pada September 2015 terjadi deflasi sebesar 0,05 persen. Adapun inflasi tahun kalender mencapai 2,24 persen. Sementara itu, inflasi tahun ke tahun 6,83 persen, inflasi komponen inti 0,44 persen, lalu untuk komponen inti tahun ke tahun 5,07 persen.

Menurut Suryamin, deflasi ini terjadi akibat dukungan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang bekerja secara optimal.

“Ini artinya bahwa secara keseluruhan Indonesia, pengendalian inflasi cukup bagus, karena ada TPID-TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah). Memang ini perlu, karena inflasi atau jika ada perubahan harga dapat meningkatkan daya beli,” kata Suryamin di Kantor Pusat BPS, Kamis (1/10).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement