REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) optimistis nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat. BI perkirakan rupiah bisa berada di level Rp 13.700 per dolar AS sampai akhir 2015.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, angka tersebut bisa dicapai dengan melihat beberapa indikator ekonomi, terutama inflasi. Menurutnya, inflasi akhir tahun ini akan terjaga di 4,3 persen.
"Kalau dihitung dengan inflasi yang insya Allah akan di bawah 7 persen, kalau lihat fundamental ini tentu nilai tukar rupiah lebih rendah dari pasar. Hitungan kami pada kuartal ketiga Rp 13.300 per dolar AS, lalu di kuartal IV Rp 13.700, itu rata-rata hitungan fundamentalnya," jelas Perry, di Gedung BI, Jakarta, Rabu, (30/9).
Perry menuturkan, demi mengendalikan kurs rupiah agar tak terlalu melemah, BI lakukan sejumlah kebijakan untuk mengendalikan permintaan dolar AS lalu menambah pasokan dolar AS. "Dalam beberapa kesempatan BI memandang rupiah sudah undervalue. Salah satu penyebabnya itu ada gap spot maupun, BI akan lakukan intervensi di spot dan forward, adalah untuk mengurangi suplai demannd gap ini," jelasnya.
Ia menambahkan, kurs rupiah tahun depan tak akan berada jauh di level Rp 13.700 sampai Rp 13.900 per dolar AS. Angka itu sudah menghitung dari berbagai indikator, terutama mengenai kepastian Bank Sentral AS The Fed.