Selasa 29 Sep 2015 19:18 WIB

Sering Mati Lampu, Pengusaha Bandar Lampung Rugi

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Teguh Firmansyah
Beberapa petugas PLN wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), melakukan perawatan gardu distribusi
Foto: antaranews
Beberapa petugas PLN wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), melakukan perawatan gardu distribusi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Para pemilik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kota Bandar Lampung, mengeluhkan dengan pemadaman aliran listrik, setiap hari, dengan waktu yang lama mencapai empat jam. Pemadaman lampu listrik di siang hari membuat pengusaha UMKM merugi.

Mati lampu terjadi lagi di sebagian wilayah kota Bandar Lampung, pada Selasa (29/9) sekitar pukul 09.30 WIB. Para pemilik usaha yang menggantungkan peralatannya dengan setrum PLN, terpaksa menutup tokonya. Pemilik usaha foto copy, tukang jahit, restoran, catering, potong rambut dan salon, tidak beroperasi.

"Kalau mati lampu setiap hari kadang siang kadang malam tidak tentu, jelas kami rugilah. Omzet kami menurun, pelanggan pun beralih ke tempat lain," kata Kiki, pemilik usaha foto copy di Langkapura, Bandar Lampung, Selasa (29/9). Ia terpaksa mengistirahatkan karyawannya seharian penuh.

Lendi, pemilik usaha jahit di Jalan Raden Imba Kesuma, Sukadanaham, tidak bisa melanjutkan pekerjaan menyelesaikan pesanan pelanggannya pada Selasa (29/9). Mesin jahitnya sudah menggunakan tenaga listrik, akibatnya hanya duduk menganggur. "Gak bisa kerjalah, mesin jahit sekarang pakai llistrik. Kalau setiap hari begini, jelas rugi," katanya.

PT PLN Distribusi Lampung merilis pemadaman listrik bergilir ini karena ada defisit daya selama musim kemarau. Menurut Manajer Hukum dan Humas PT PLN Distribusi Lampung, I Ketut Darpa, dua PLTA di Lampung yakni Waybesai (Lampung Barat) dan Batutegi (Tanggamus), mengalami penurunan debit selama kemarau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement