REPUBLIKA.CO.ID, KIBAALE -- Kaum Muslim di Distrik Kibaale, Uganda meminta pemerintah mempercepat proses yang memungkinkan sistem perbankan syariah bisa beroperasi di Uganda. Masyarakat menganggap beroperasinya sistem perbankan syariah bisa semakin menumbuhkan dan menguntungkan ekonomi dalam negeri.
"Sebagai Muslim, kami telah mengalami banyak masalah dalam mengakses kredit karena Allah tidak mengizinkan kami untuk membayar atau mengambil bunga," kata Amiru Kamanyire, penggerak organisasi untuk tabungan dan pembiayaan Islami, seperti dikutip Newvision.
Kamanyire mengatakan, banyak pebisnis Muslim di Uganda telah kehilangan harta mereka karena kesulitan menyesuaikan dengan sistem yang ada. Menurutnya, lingkungan usaha di Uganda belum kondusif untuk pebisnis dari kalangan Muslim. Salah satunya, karena adanya persyaratan bunga pinjaman. Padahal, sistem perbankan Islam tidak memperbolehkan adanya bunga.
Selama ini, pemerintah Uganda belum mengizinkan sistem perbankan syariah beroperasi di Uganda. Namun, mereka menjanjikan sistem itu akan dibawa ke meja parlemen untuk permohonan persetujuan .
Sementara itu, Kepala Dakwah Islam di Distrik Kibaale, Sheikh Isaac Ssemakula, meminta umat Islam untuk berpartisipasi secara aktif dalam politik untuk menentukan pembangunan. Salah satunya, dengan menyampaikan aspirasi mengenai dunia usaha tersebut.
"Jangan tinggalkan politik aktif, tetapi tetap waspada agar tidak tergelincir dari hukum-hukum Allah," kata Ssemakula.