Ahad 27 Sep 2015 04:30 WIB

Megawati Ajak Pengusaha Cina Investasi di Indonesia

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Presiden Ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri, mengajak pengusaha Cina untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sebab, Indonesia dan Cina merupakan dua negara yang pernah menjalin hubungan yang erat. Megawati menegaskan, Indonesia tetap terbuka untuk menerima pengusaha, terutama pengusaha Cina, untuk menjadi investor di Republik Indonesia. Karena, kata dia, Indonesia merupakan negara kepulauan begitu besar, sehingga tidak cukup mampu membangung Indonesia dengan modal sendiri.

''Ketika saya berkunjung ke Republik Cina, saat Ziang Ze Ni menjabat presiden Cina, saya mengutarakan kepada Ziang sudah saatnya kembali hubungan antara Indonesia dan Cina dihubungkan kembali,'' kata Megawati saat menghadiri 13th World Chinese Entrepreneur Convention, Nusa Dua, Bali, Sabtu (26/9)

Ketua MPR Zulkifli Hasan yang hadir dalam pertemuan tersebut berharap, pengusaha Cina merelokasi manufaktur (pabrik) berteknologi menengah ke Indonesia bekerjasama dengan pengusaha lokal. Zulkifli mengakui, manufaktur Cina sudah maju. Namun dia meminta manufaktur menengah dan sedang seperti pabrik sepeda, tekstil, dan lainnya bisa direlokasi ke Indonesia.

"Manufaktur sedang dan menengah agar direlokasi ke Indonesia yang sudah aman dan stabil. Kalau manufaktur berteknologi tinggi biarkan di sana," kata Zulkifli kepada 3.000 pengusaha Cina yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Kepada pengusaha Cina, Zulkifli menegaskan bahwa Indonesia sangat aman untuk investasi karena adanya stabilitas politik dan keamanan. Stabilitas politik Indonesia, dengan demokrasi yang semakin matang, membuat investasi di Indonesia sangat aman.

Dalam acara yang berlangsung dari 25 sampai 27 September, dihadiri oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan, dibuka oleh Megawati Soekarno Putri, Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan, MenPan Yuddy Chrisnandy, Kabareskrim Anang Iskandar, Kepala BNN Budi Waseso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement