Sabtu 19 Sep 2015 20:14 WIB

Lahan Gambut Jadi Idola Pengusaha Nakal, Ini Alasannya

Rep: C05/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Garis larangan melintas oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian Kehutanan terpasang di lahan yang diduga sengaja dibakar di Gambut Jaya, Muaro Jambi, Selasa (15/9).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Garis larangan melintas oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian Kehutanan terpasang di lahan yang diduga sengaja dibakar di Gambut Jaya, Muaro Jambi, Selasa (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Abet Nego Tarigan menyatakan saat ini banyak pengusaha nakal melakukan ekspansi memperluas lahannya dengan menyasar tanah gambut. Dimana pada akhirnya ini membuat kebakaran hutan menjadi semakin marak.

"Jadi bukan tanpa alasan pengusaha nakal memilih tanah gambut. Sebab ini tak memerlukan izin kepada pemerintah daerah setempat," ujarnya dalam diskuso di Bilangan Cikini, Jakarta, Sabtu (19/9).

Dia menyatakan pemilihan tanah gambut jelas beresiko membuat asap menjadi lebih banyak. Sebab secara materi tanah gambut lebih mudah terbakar jika dibandingkan dengan tanah mineral biasa.

"Tanah gambut ini jadi idola para pengusaha nakal. Sebab jelas dengan tanpa izin ini membuat pengusaha tak perlu mengeluarkan modal yang banyak," jelasnya.

Dia sedikit mengilustrasikan jika membuka  lahan di tanah mineral, pengusaha setidaknya perlu mendapatkan izin di dua poin. Yakni izin arahan lokasi dan juga ijin usaha. Dimana untuk mendapatkan izin tersebut para pengusaha mesti menyuap sana sini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement