Rabu 09 Sep 2015 04:07 WIB

Volatilitas Pasar Saham Dunia Masih Akan Terjadi

Rep: Risa Herdita/ Red: Agung Sasongko
 layar menunjukkan pergerakan saham di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (25/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
layar menunjukkan pergerakan saham di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham global berfluktuasi pada perdagangan Selasa (8/9). Hal ini terdorong rebound pada akhir sesi perdangan bursa saham Cina. Meski begitu para investor tetap diperingatkan volatilias bisa terjadi lebih tinggi lagi.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menunjukkan peningkatan, yaitu 359 poin lebih tinggi pada akhir perdagangan sore, atau 2,2 persen di level 16461. Indeks S&P 500 naik 42 poin atau 2,2 persen ke level 4.796.

Melansir Wall Street Journal, Selasa (8/9), beberapa investor mengatakan pasar sudah mulai menyesuaikan diri dengan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi Cina. Meski begitu, ke depannya masih ada potensi pasar bergelombang dengan ketidakpastian ekonomi Cina dan kenaikan suku bungan the Fed.

"Saya pikir kita masih akan melihat gempa susulan di pasar, dalam hal ini volatilias, tetapi mereka cenderung menjadi jauh lebih sering," kata Kepala Strategi Global JP Morgan Asset Management, David Kelly.

Sementara, kenaikan indeks saham Dow Jones ini dinilai semakin dekat untuk bisa menghapus kerugian pada bulan Agustus. Itu adalah saat saham jatuh 6,6 persen, yaitu penurunan terbesar sejak Mei 2010, sedangkan bulan ini, Dow turun 1 persen.  

"Saya selalu mengingatkan orang, pasar pada saat volatilitas memiliki pergerakan dua arah. Itu tidak hanya turun," tegas Direktur Perdagangan dan Derivitas di Charles Schwab, Randy Frederick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement