REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTAv -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM) AA Gede Ngurah Puspayoga mengaku masih memantau perkembangan jumlah pengusaha kecil menengah industri kecil menengah (UKM-IKM) yang terdampak pelemahan ekonomi.
"Soal hitungannya (jumlah pengusaha), kami masih pantau, berkoordinasi dengan dinas daerah, gubernur dan bupati," kata dia pada Selasa (8/9).
Ia bercerita telah melakukan pemantauan secara langsung ke sejumlah daerah. Jumlah UKM-IKM se-Indonesia terdata sebanyak 50 juta pengusaha.
Ditemukan sejumlah UKM yang omzetnya tetap, naik dan turun.
UKM yang menggunakan bahan baku impor dalam produksi, lanjut dia, logikanya mengalami penurunan omzet. Makanya pemerintah mendorong agar penggunaan bahan baku dalam negeri ditingkatkan. Namun, ia tak menyebut soal kasus pengusaha kecil gulung tikar.
Tanpa menyebutkan data, ia mengungkapkan kebanyakan UKM yang mengalami penurunan omzet yakni bidang usaha makanan dan minuman. Oleh karena itu, selain memberikan bantuan kredit, pengusaha diminta lebih kreatif menjalankan usahanya. Misalnya, harga tetap tapi ukuran produk diperkecil. Namun tetap jangan sampai menurunkan kualitas produk.
Selain subsidi suku bunga KUR, pemerintah juga memberikan bantuan lainnya di bidang akses pembiayaan. Di antaranya yakni Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB) untuk usaha sektor rill dengan bunga 0,2 persen per bulan. Diberikan pula kredit untuk koperasi simpan pinjam dengan bunga 0,3 persen per bulan.
Pemerintah sebelumnya menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 12 persen agar pengusaha mendapatkan dana usaha secara mudah.