Senin 07 Sep 2015 20:01 WIB

Pengrajin Tempe dan Tahu Butuh Modernisasi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Djibril Muhammad
Tempe dan tahu bacem
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Tempe dan tahu bacem

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, untuk meningkatkan daya saing pengrajin tempe dan tahu membutuhkan adanya modernisasi permesinan. Sebab, dengan model produksi yang ada saat ini hasilnya masih belum cukup maksimal terutama dalam tingkat kebersihannya.

"Apalagi dengan menjelang adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini, kami perlu menjadi lebih profesional lagi," ujar Aip di Jakarta, Senin (7/9).

Aip menjelaskan, pengrajin tempe dan tahu membutuhkan peralatan baru untuk proses produksi agar lebih cepat dan higienis.

Selama ini, proses pembuatan tempe dan tahu masih menggunakan drum bekas dan diharapkan pemerintah dapat menyediakan peralatan yang terbuat dari stainless. Menurut Aip, untuk proses pembuatan tempe dan tahu hanya dibutuhkan sekitar sepuluh macam alat dengan kisaran harga yang tidak terlalu mahal.

"Satu rangkaian peralatan lengkap kisaran harganya antara Rp. 150 juta sampai Rp. 200 juta, dan ini udah lengkap satu pabrik," kata Aip.

Dengan peralatan yang lebih modern, maka dapat meningkatkan kapasitas produksi tempe dan tahu sekitar tiga juta ton per tahun. Saat ini kisaran produksi untuk satu kilogram kedelai dapat menghasilkan sebanyak 1,5 kilogram sampai 1,8 kilogram tempe maupun tahu.

Selain itu, modernisasi peralatan juga dapat menghemat ongkos energi gas elpiji sehingga nantinya secara keseluruhan biaya produksi tempe dan tahu juga dapat turun.

Aip telah mengusulkan kepada pemerintah agar dapat membantu pengrajin tempe dan tahu dengan membuat sebuah pilot project, atau percontohan sentra produksi yang modern di 21 provinsi di Indonesia.

Proyek percontohan tersebut nantinya tidak hanya berfungsi sebagai sentra produksi, namun juga memberikan edukasi kepada anak-anak sekolah.

"Dengan adanya percontohan ini diharapkan kami bisa memproduksi tempe dan tahu yang lebih baik, higienis, dan berkualitas bagus," kata Aip.

Aip menjelaskan, sentra produksi modern tersebut akan membantu jutaan pengrajin tempe dan tahu yang tersebar di Indonesia. Dengan demikian, nantinya para pengrajin dapat menghemat ongkos produksi. Gakoptindo mencatat, di Indonesia terdapat sekitar sepuluh juta pengrajin dan penjual tempe serta tahu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement