Senin 07 Sep 2015 18:21 WIB

Jerman Serukan Integrasi Keuangan Islam

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Djibril Muhammad
Keuangan syariah, ilustrasi
Keuangan syariah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Jerman menyerukan intergrasi keuangan Islam ke dalam sistem keuangan internasional mengingat perannya yang kian signifikan.

Dalam pertemuan G20 di Turki akhir pekan lalu, Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan, kini komunitas internasional sudah memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai risiko dan peran keuangan Islam.

Keuangan Islam dilihat sebagai alternatif praktik keuangan yang memiliki landasan nilai etika agama dan praktiknya tak membolehkan sistem bunga dan unsur spekulasi.

Bank Dunia, Bank Pembangunan Islam, negara-negara Timur Tengah, Asia Tenggara dan Afrika sudah menjalankan keuangan Islam selama bertahun-tahun. Mereka juga sudah saling bertukar pengalaman.

"Keuangan Islam kian penting bagi keuangan global. Karena itu, adalah hal yang mengherankan jika keuangan Islam belum terintegrasi dalam sistem keuangan internasional," kata Schaeuble seperti dikutip Reuters, Sabtu (5/9).

Keuangan Islam memiliki peran sangat signifikan di negara-negara Timur Tengah seperti Kuwait dan Qatar. Sistem keuangan ini juga mendapat dukungan besar dari pemerintah setempat seperti Pakistan dan Turki.

Keuangan Islam, yang mendasarkan transaksinya pada sektor riil, sangat mampu dan cocok untuk membiayai aneka proyek besar seperti pembangunan pelabuhan dan bandara.

Menurut Bank Pembangunan Asia (ADB), pembiayaan infrastruktur di Asia saja diperkirakan akan mencapai 800 miliar dolar AS dalam 10 tahun mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement