REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, untuk menghadapi ketidakstabilan perekonomian salah satu caranya yakni dengan keluar dari ketergantungan terhadap komoditas.
Saat ini sekitar 70 persen pendapatan diperoleh dari ekspor hasil komoditas seperti di sektor pertambangan, perkebunan, serta minyak dan gas bumi.
Sementara komoditas nasional tengah mengalami kejatuhan harga dari 50 sampai 70 persen. Ini sebagai imbas dari kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
"Negara ini sangat besar sekali tergantungnya pada komoditas, kedepan kita harus merubah ini," kata Mirza usai meresmikan BI Corner di Institute Agama Islam Negri (IAIN) Maulana Hasanuddin Serang Banten, Jum'at (4/9) siang.
Mirza menambahkan, solusi agar perekonomian nasional tak lebih terpuruk harus menghidupkan industri manufaktur dalam negeri. Hal itu sebagai bentuk untuk mendorong adanya perubahan ekonomi Indonesia yang berbasis konsumsi menjadi produksi.
Ini pun sesuai dengan misi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang pada awal bulan lalu tengah menargetkan proporsi investasi sektor manufaktur hingga 52,7 persen. "Kita harus bangun industri manufaktur dan mengurangi ketergantungan terhadap impor," katanya.