REPUBLIKA.CO.ID, FILIPINA -- Asian Develoment Bank (ADB) menyetujui pinjaman program sebesar 400 juta dolar AS untuk membantu Indonesia memperkuat sektor keuangannya pada 1 Setember lalu. Hal itu termasuk untuk membantu masyarakat miskin,
"Sektor keuangan yang dalam, likuid, dan efisien sangat penting bagi stabilitas dan pertumbuhan. Dukungan ADB ini selaras dengan upaya reformasi tersebut, termasuk memperkuat operasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator sektor keuangan baru," ujar Direktur Jenderal ADB untuk Asia Tenggara James Nugent, melalui rilisnya, Jumat, (4/9).
Perekonomian Indonesia sendiri kini berada di persimpangan. Pertumbuhan menurun dari 6,4 persen pada 2010 menjadi 4,7 persen pada semester I 2015. Hal itu diengaruhi oleh pelemahan harga komoditas serta pengetatan kebijakan makroekonomi.
Ekonom Sektor ADB Sani Ismail menuturkan, dengan terjalinnya kaitan antara pengembangan sektor finansial dengan tingkat pertumbuhan, diperlukan reformasi untuk mendorong aspek pada jasa keuangan.
"Reformasi untuk meningkat aspek pada jasa keuangan penting untuk mengurangi ketimangan pendapatan," jelasnya.
Saat ini hanya sekitar 22 persen dari 40 persen penduduk termiskin di Indonesia yang menyentuh akses keuangan. Itu pun hanya 13 persen yang sudah pernah menabung di institusi keuangan.