REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Defisit perdagangan Amerika Serikat (AS) jatuh ke titik terendah dalam lima bulan terakhir. Departemen Perdagangan AS mencatat angka defisit menurun 7,4 persen menjadi 41,9 miliar dolar, dibandingkan dengan Juni 2014 sebesar 45,2 miliar dolar.
Defisit perdagangan merupakan selisih antara nilai ekspor dan impor AS ke seluruh dunia. Dilansir dari BBC, ekspor AS naik sebesar 0,4 persen menjadi 188 miliar dolar, berkat penjualan global mobil AS. Sedangkan impor turun sebesar 1,1 persen menjadi 230,4 miliar dolar.
Secara keseluruhan, defisit perdagangan AS 3,6 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebagai akibat dari ekspor yang lebih rendah.
Beberapa pihak tetap khawatir akan kondisi ekonomi global yang semakin terpuruk akibat penurunan ekspor dan dolar yang terus menguat sekaligus melemahkan perekonomian Cina sebagai negara terkuat terbesar kedua di dunia dalam segi ekonomi.
Ekonom dari BMO Capital Markets, Sal Guatieri, mengatakan dolar yang semakin kuat akan membahayakan ekspor dan meningkatkan permintaan impor dengan membuat barang-barang asing lebih murah bagi konsumen AS.
Penurunan tajam perekonomian Cina menyebabkan pasar keuangan bergejolak dalam beberapa bulan terakhir. Investor khawatir perlambatan perekonomian Cina bisa berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi global.
Laporan perdagangan Juli 2015 menunjukkan defisit AS terhadap China naik sebesar 0,4 persen menjadi 31.6 miliar dolar, level tertinggi dalam sembilan bulan. Defisit AS terhadap Cina pada 2015 lebih besar 8,5 persen dari 2014.