REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) siap mengucurkan dana pinjaman kepada pemerintah Indonesia. Menurut Vice President Asian Development Bank (ADB) Bambang Susantono, dana pinjaman tersebut digunakan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, proyek energi baru, serta ketahanan pangan.
Pada tahun ini, ADB pun akan mengalokasikan dana pinjaman sebesar 1,4 miliar dolar AS kepada Indonesia. "Kemudian tahun depan kita akan scalling up, scalling up adalah memberikan satu pagu bantuan lebih besar yang bisa dimanfaatkan Indonesia selaku ADB. Tahun ini kira-kira 1,4 miliar US dolar, technical system dan bantuan dari ADB," kata Bambang usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (3/9).
Sedangkan, pada tahun depan, Bambang mengatakan, jumlah dana pinjaman yang akan dikucurkan ADB meningkat menjadi 2,2 miliar dollar AS. Dana pinjaman ini digunakan untuk proyek pembangunan jangka panjang yang mencapai 20 tahun.
Tak hanya itu, ADB pun mengklaim memberikan bunga pinjaman yang lebih murah sebesar 1.2 persen. "Bunga 1,2 persen dalam US dolar dan paling banyak anggaran atau support dari ADB untuk program infrastruktur karena program itu makan waktu lama dan anggaran kita dari jangka waktu panjang. Biasanya gross period 5 tahun. Dalam 5 tahun pertama ada yang dibayar kembali abis itu," jelas dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan dalam tiga tahun, yakni 2015-2017, ADB akan mengucurkan dana hingga 5 milyar dollar AS. Menurut dia, nilai dana pinjaman tersebut juga dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pemerintah Indonesia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam Konferensi Asia Afrika, mengatakan anggapan persoalan ekonomi hanya dapat diselesaikan lembaga pendanaan dunia, seperti IMF, World Bank, dan ADB, sudah usang dan perlu dibuang. Menanggapi hal tersebut, Direktur Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) untuk Indonesia, Steven Tabor, mengatakan, pembiayaan multilateral memang bukan solusi utama.
Menurut dia, solusi untuk menyelesaikan persoalan ekonomi yakni dijalankannya pembangunan nasional. "Tapi ADB support pembangunan nasional. Jadi ADB itu punya Indonesia, pemilik lho. Jadi ADB posisinya untuk support membangun program pembangunan nasional. Jadi yang sebenarnya membantu seharusnya program domestik, ADB hanya bantu di bagian kecil. Intinya ADB bantu dari luar," jelas Steven.